Senin, 12 Juli 2021

Laporan Hasil Bacaan, Senin, 12 Juli 2021

 Laporan Hasil Bacaan, Senin, 12 Juli 2021

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Halo teman-teman

Perkenalkan Nama saya Anis Hasanah, NIM 11811066,  kelas B, Semester 6, Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak.

Blog ini dibuat dan ditulis untuk pemenuhan tugas mingguan terkait laporan hasil bacaan pribadi pada mata kuliah Magang 2 yang diampu oleh Ibu Farninda Aditya, M. Pd.

Semoga Bermanfaat.

 Media Pembelajaran


A.    Sejarah Penggunaan Media

Istilah pertama yang berhubungan dengan teknologi pendidikan paada sekitar tahu 1920 an adalah “pengajaran visual” di mana kegiatan belajar dan mengajar menggunakan alat bantu visual yang terdiri atas gambar, model, objek, atau alat-alat yang dipakai untuk menyajikan pengalaman konkret dengan cara visualisasi. Pembelajaran menggunakan media visual berkembeng sedemikian maju hingga perlu menambahkan atau menginegrasikan suaru ke dalam visual, maka pada saat itu lahirlah konsep baru dengan menggunakan audiovisual dengan fokus utama mengembangkan pengetahuan peserta didik melaui indera mata dan telinga.

Sejak tahu 1942, banyak ilmuan melakukan eksperimen untuk menciptakan gerak dalam gambar yang merupakan cikal bakal lahirnya film, televisi dan video. Diawali oleh Peter Mark Roget yang mengembangkan gambar bergerak, Josep Plateau yang menemukan peralatan disket yang memutar-mutar yang disebut dengan phenakisticope, dan William Horner yang menemukan permainan roda kehidupan yang disebut zoetrope pada tahu 1950-an. Dalam perkembangan lebih lanjut, beberapa universitas di Amerika Serikat mulai memproduksi film pendidikan itu, salah satu yang paling aktif adalah University of Chicago yang telah berhasil mendonasi film yang dikenal dengan Ensiklopedia Film Britanica pada tahun 1951.

Kemajuan di bidang pembelajaran audiovisual telah mengundang perhatian banyak ilmuan teknologi pembelajaran untuk merumuskan definisi teknologi pembelajaran dalam mengembangkan arah dan perkembangan bidang ini sehingga berkontribusi positif dalam pembangunan bangsa dan pencerdasan kehidupan manusia.

 

B.     Pengertian Media Pembelajaran

Media adalah bentuk jamak dari prantara (medium), merupakan sarana komunikasi. Berasal dari bahasa Latin medium (antara), istilah ini merujuk kepada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima.

Media Pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik. Media pembelajaran adalah semua bentuk peralatan fisik yang didesain terencana untuk menyampaikan informasi dan membangun interaksi. Namun, media pembelajaran bukan hanya berupa alat, melainkan juga lingkungan ataupun kegiatan yang direncanakan/ diadakan secara sengaja guna menjadikan proses belajar berjalan secara efektif dan efisien.

Teknologi pendidikan adalah suatu proses kompleks yang terintegrasi meliputi manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis semua aspek belajar serta merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah tersebut. Teknologi pendidikan juga dapat diartikan sebagai pendekatan yang logis, sistematis, dan ilmiah dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran.

sumber: fatkhan.web

Sebagaimana dikutip Yaumi (2018, hlm. 7) Gagne dan Briggs mengatakan bahwa sebenarnya media pembelajaran tidak memiliki makna yang standar. Kadang-kadang media merujuk kepada istilah-istilah seperti Sensory Mode, Channel of Communication, dan Type of Stimulus. Beberapa istilah yang berkenaan dengan media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1.      Sensory Mode : alat indera yang didorang oleh pesan-pesan pembelajaran (mata, telinga, dan sebagainya).

2.      Channel of communication, alat indera yang diguanakan dalam suatu komunikasi (visual, auditori, alat peraba, kinsdtetik, alat penciuman, dan sebagainya)

3.      Type of stimulus peralatan tapi bukan mekanisme komunikasi, yaitu kata-kata lisan (suara atau rekaman), penyajian kata (yang ditulis dalam buku atu yag masih tertulis di papan tulis), gambar bergerak (video atau film)

4.      Media peralatan fisik komunikasi (buku, bahan cetak seperti modul, naskah yang diprogramkan, komputer, slide, film, video, dan sebagainya)

Perbedaan antara media dan teknologi pada hakikatnya, teknologi pendidikan adalah suatu pendekatan yang sistematis dan kritis tentang pendidikan. Teknologi pendidikan memandang mengajar dan belajar sebagai suatu masalah atau problema yang harus dihadapi secara rasional dan ilmiah. Sedangkan media mengacu pada segala sesuatu atau alat perantara yang berfungsi membawa atau menyampaikan informasi antara sumber informasi dan penerima informasi berupa tujuan pembelajaran.

A.    Landasan Teoritis Penggunaan Media Pembelajaran

Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Bruner dalam Azhar Arsyad (1997: 7) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktorial/ gambar (ironik), dan pengalaman abstrak (simbolic). Pengalaman lansung adalah mengerjakan, misalnya arti kata ’simpul’ dipahami dengan langsung membuat ‘simpul’. Pada tingkatan kedua yang diberi label iconic (artinya gambar atau image), kata ‘simpul’ dipelajari dari gambar, lukisan, foto, atau film. Meskipun siswa belum mengikat tali untuk membuat ‘simpul’ mereka dapat mempelajari dan memahaminya dari gambar, lukisan, foto, dan film. Selanjutnya pada tingkatan simbol, siswa membaca (atau mendengar) kata ‘simpul’ dan mencoba mencocokkannya dengan simpul pada image mental atau mencocokkannya dengan pengalamannya membuat ‘simpul’. Ketiga tingkat pengalaman ini saling berintraksi dalam upaya memperoleh ‘pengalaman’ (pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang baru.

Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’s Cones of Experience (Kerucut Pengalaman Dale). Kerucut ini merupakan elaborasi yang rinci dari konsep tiga tingkatan pengalaman yang dikumukakan oleh Bruner sebagaimana diuraikan sebelumnya. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai pengalaman langsung (konkret), kenyataan yang ada di lingkungan  kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin ke atas puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan itu. Perlu dicatat bahwa urutan-urutan ini tidak berarti proses belajar dan interaksi belajar mengajar dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajarnya.

Dasar pengembangan kerucut di bawah bukanlah tingkat kesulitan, melainkan tingkat keabstrakan—jumlah jenis indera yant turut serta selama penerimaan isi pengajaran atau pesan, pengalaman langsung akan memeerikan kesan yang paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan ang terkandung di dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman dan peraba. Tingkat keabstrakan pesan semakin tinggi ketika pesan itu dituangkan ke dalam lambang-lambang seperti bagan, grafik atau kata. Jika pesan terkandung dalam lambang-lambang seperti itu, indera yang dilibatkan untuk menafsirkannya akan semakin terbatas, yakni indera penglihatan atau pendengaran.


Guru berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan.

Referensi:

Azhar Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Muhammad Yaumi. 2018. Media dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group

Smaldino, Sharon E. Lowther, Deborah L. 2012. Instructional Technology and Media for Learning: Teknologi Pembelajaran dan Meida untuk Belajar. Jakarta: Kencana


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Hasil Bacaan, Senin, 19 Juli 2021

  Laporan Hasil Bacaan, Senin, 19 Juli 2021 Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Halo teman-teman Pe...