Laporan Hasil Bacaan, Senin, 21 Juni 2021
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Halo teman-teman
Perkenalkan Nama saya Anis Hasanah, NIM
11811066, kelas B, Semester 6, Program Studi Pendidikan Agama Islam
(PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Pontianak.
Blog ini dibuat dan ditulis untuk pemenuhan
tugas mingguan terkait laporan hasil bacaan pribadi pada mata kuliah Magang 2
yang diampu oleh Ibu Farninda Aditya, M. Pd.
Semoga Bermanfaat.
A.
Pengertian Populasi dan Sampel
Populasi adalah objek atau subjek yang
berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan
masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup
yang akan diteliti.[1]
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.[2]
Pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa atau
benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi
target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.[3]
Populasi tidak harus berupa orang,
tetapi dapat meliputi benda alam yang lain. Populasi juga tidak hanya sekedar
jumlah yang ada pada subjek atau objek, namun meliputi seluruh rincian yang
dimiliki oleh subjek atau objek tersebut. Dengan kata lain populasi adalah
kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang sedang dikaji.
Kalau setiap manusia memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi
akan sama dengan banyaknya manusia.[4]
Menurut Sugiyono, Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki
karakteristik yang sama dengan populasi.[5]
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Dengan
demikian sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki, dan bisa mewakili keseluruhan populasinya sehingga jumlahnya lebih
sedikit dari populasi. Pengambilan sampel untuk penelitian menurut Suharsimi
Arikunto, jika subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya diambil semuanya, jika
subjeknya besar atau lebih dari 100 orang dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau
lebih.[6]
Jadi, Populasi adalah jumlah dari
keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya
hendak diteliti. Sedangkan Sampel adalah bagian dari populasi, sampel
penelitian adalah sebagian populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat
mewakili (representatif) dari seluruh populasi.
B.
Teknik
Sampling
Teknik
pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara pengambilan sampel
yang representatif dari populasi. Untuk menentukan sampel dalam penelitian,
terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis, macam teknik
sampling dapat dilihat pada Gambar 1.
Dari gambar tersebut terlihat bahwa
teknik sampling pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability sampling dan Nonprobability Sampling.
Gambar 1. Macam-macam Teknik Sampling
1.
Probability Sampling
Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Adapun
jenis-jenis Probability Sampling sebagai berikut:
a.
Simple Random
Sampling
Simple random sampling ialah cara pengambilan sampel dari anggota
populasi secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam
anggota populasi tersebut.[7]
Margono menyatakan bahwa simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan
sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling.[8]
Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil
memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi.
Hal ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen (sejenis). Pengambilan
sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan cara undian, memilih bilangan dari
daftar bilangan secara acak, dan sebagainya.
b.
Proportionate
Stratified Random Sampling
Margono, menyatakan bahwa stratified
random sampling biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan
bertingkat atau berlapis-lapis.[9]
Menurut Sugiyono, teknik ini digunakan bila populasi mempunyai
anggota/unsur yang tidak homogen. Dan berstrata secara proporsional.[10]
c.
Disproportionate
Stratified Random Sampling
Sugiyono, menyatakan bahwa Disproportionate
Stratified Random Sampling teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah
sampel bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional.
d.
Area
(Cluster) Sampling
Teknik ini disebut juga cluster
random sampling. Menurut Margono, teknik ini digunakan bilamana populasi
tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok
individu atau cluster.[11]
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi
atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data,
maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. Sugiyono,
memberikan contoh, di Indonesia terdapat 27 provinsi, dan sampelnya akan
menggunakan 10 provinsi, maka pengambilan 10 provinsi itu dilakukan secara
random. Tetapi perlu diingat, karena provinsi-provinsi di Indonesia itu
berstrata maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling.[12]
Contoh lainnya dikemukakan oleh Margono. Beliau mencontohkan bila penelitian dilakukan
terhadap populai pelajar SMU disuatu kota. Untuk random tidak dilakukan
langsung pada semua pelajar, tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap
pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang
yang ada pada daerah itu secara sampling juga.[13]
Teknik sampel Cluster
Sampling (Area Sampling) digunakan untuk menentukan sampel bila
obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari
suatu Negara, provinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan
dijadikaan sumber data, maka pengambilan sampelnya didasarkan daerah populasi yang ditentukan.
Teknik sampling daerah ini sering
digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan
tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada di daerah itu sacara sampling
juga.
Contoh :
Peneliti ingin mengetahui tingkat
efektivitas proses belajar mengajar di tingkat SMA. Populasi
penelitian adalah siswa SMA seluruh Indonesia. Karena jumlahnya sangat banyak
dan terbagi dalam berbagai provinsi, maka penentuan sampelnya dilakukan dalam
tahapan sebagai berikut :
Tahap Pertama adalah menentukan sample
daerah. Misalnya ditentukan secara acak 10 Provinsi yang akan dijadikan daerah
sampel.
Tahap kedua, mengambil sampel SMA di tingkat
Provinsi secara acak yang selanjutnya disebut sampel provinsi. Karena provinsi
terdiri dari Kabupaten/Kota, maka diambil secara acak SMA tingkat Kabupaten
yang akan ditetapkan sebagai sampel (disebut Kabupaten Sampel), dan seterusnya,
sampai tingkat kelurahan/ Desa yang akan dijadikan sampel. Setelah digabungkan,
maka keseluruhan SMA yang dijadikan sampel ini diharapkan akan
menggambarkan keseluruhan populasi secara keseluruhan.
2.
Non Probability
Sampling
Menurut Sugiyono, Non probability sampling adalah teknik
yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel.[14]
Teknik sampel ini meliputi:
a.
Sampling
Sistematis
Adalah teknik pengambilan sampel
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
b.
Sampling
Kuota
Adalah
teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c.
Sampling
insidental
Adalah
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d.
Sampling
Purposive
Adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan
penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang
yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian
kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
e.
Sampling
Jenuh
Adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30
orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang
sangat kecil.
f.
Snowball
Sampling
Adalah
teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.
Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.[15]
[1] Syofian Siregar. 2014. Statistik
Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perhitungan Manual
dan Aplikasi SPSS Versi 17, Jakarta:
Bumi Aksara. Hal. 15.
[2] Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Hal: 173
[3] Sukardi. 2012. Metodologi
Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hal. 53
[4] Margono. 2013. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
[5] Sugiyono. 2015. Metode Peneltian Pendidikan. Bandung:Alfabeta. Hal:
118
[6] Arikunto, Suharsimi. 2019. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Hal: 104
[7] Sugiyono. 2015. Metode Peneltian Pendidikan. Bandung:Alfabeta.
Hal: 58
[8] Margono. 2013. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal: 126
[9] Ibid, Hal: 126
[10] Sugiyono. 2015. Metode Peneltian Pendidikan. Bandung:Alfabeta.
Hal: 58
[11] Margono. 2013. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal: 127
[12] Sugiyono. 2015. Metode Peneltian Pendidikan. Bandung:Alfabeta.
Hal: 59
[13] Margono. 2013. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal: 127
[14] Sugiyono. 2015. Metode Peneltian Pendidikan. Bandung:Alfabeta.
Hal: 60
[15] Sugiyono. 2015. Metode Peneltian Pendidikan. Bandung:Alfabeta.
Hal: 61
Tidak ada komentar:
Posting Komentar